Rabu, 03 September 2008

Tarumanagara


Sebelum Salakanagara ramai diperbincangkan Kerajaan Tarumanagara lebih dahulu disebut-sebut para akhli sejarah sebagai kerajaan awal di tatar pasundan. Padahal berdasarkan dugaan awal, keberadaan Salakanagara jauh lebih dulu dibandingkan Tarumanagara. Entah bagaimana, Tarumanagara pun dianggap sebagai kerajaan yang didirikan kaum pendatang, para saudagar dari India.

Sekalipun demikian, kepopuleran Tarumanagara didalam sejarah lisan masyarakat sekarang belum dapat mengalahkan cerita tentang Galuh dan Pajajaran, bahkan masih banyak yang menafsirkan bahwa raja-raja Tarumanagara bergelar Purnawarman, sama dengan anggapan bahwa raja-raja Pajajaran bergelar Siliwangi (Silihwangi).

Kesalahan dalam cara mempersepsi raja-raja Tarumanagara yang bergelar Purnawarman dimungkinkan, mengingat Purnawarman disebut-sebut sebagai raja yang paling terkenal, mampu memperluas wilayah Tarumanagara, dan banyak di abadikan didalam bentuk Prasasti.

Sekalipun demikian, masih banyak para akhli sejarah Jawa Barat, yang masih menyisakan pertanyaan tentang asal-usul Tarumanagara, apakah dari India atau pribumi asli yang menggunakan adat istiadat Hindu ?.

Keberadaan Tarumanagara
Sebagai bukti keberadaan Tarumanagara diketahui dari peninggalan berupa Prasasti yang saat ini baru ditemukan tujuh buah dan beberapa arca, batu menhir, perhiasan, batu dakon, kuburan tua, tempayan, dan logam perunggu. Sedang sumber rujukan kisah yang sering dijadikan bahan diskusi berasal dari Naskah Wangsakerta.

Mungkin sulit juga diakui keberadaanya jika tidak dikuatkan berita dari luar. Berita ini menurut sejarah jawa barat tercantum didalam berita-berita dari China. Seperti berita perjalanan Fa-Hsien, Dinasti Sui dan Dinasti Tang.

Pada tahun 413 M (Jaman Purnawarman) Fa-Hsien, pendeta Budha dari China. semula ia berniat berlayar ke Srilanka, namun kapalnya terkatung-katung hingga 90 hari, kemudian ia tiba di Ya-va-di dan menetap selama lima bulan. Selama di Ya-va-di ia lebih banyak melihat Brahmana dari pada pendeta-pendeta Budha. Kisah ini kemudian ditulisnya dalam buku yang berjudul Fa-Kao-Chi.

Berita kedua lainnya terkait dengan hubungan diplomatic, yakni berita dari Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 (masa raja Candrawarman dan Suryawarman) telah datang utusan dari To-lo-mo yang terletak di sebelah selatan. Sedangkan Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 (masa raja Linggawarman) telah datang utusaan dari To-lo-mo. Dari berita dipercayai para akhli, bahwa yang dimaksud dengan To-lo-mo adalah Tarumanagara.

Berdasarkan sumber-sumber diatas para akhli sejarah menyimpulkan tentang aspek-aspek social dari kehidupan raja-raja dan pendudukan Tarumanegara.

Tarumanagara mengalami puncak kejayaannya ketika dipimpin Purnmawarman. Ia dianggap raja gagah perkasa, pemberani. panglima perang, membekas dihati rakyat dan tokoh agama sebagai raja yang memperhatikan kesejahteraan rakyat, serta rajin memberikan hadiah kepada para Brahmana.

Jika tidak ditemukan beberapa prasasti, keraguan terhadap keberadaan Tarumanagara akan sama dengan keraguan terhadap Salakanagara. Untungnya Purnawarman termasuk raja yang sangat rajin mengabadikan kejayaannya didalam Prasasti, sehingga tidak mengalami kebuntuan sejarah, sebagaimana yang dialami Salakanagara.

Prasasti terpenting yang mengabarakan keberadaan Purnawarman dimuat dalam prasasti Ciaruten, menjelaskan : “Kedua jejak telapak kaki yang seperti jejak telapak kaki Wisnu ini kepunyaan penguasa dunia yang gagah berani yang termashur Purnawarman raja Tarumanagara”.

Prasasti ini cukup kuat menunjukan Tarumanagara memang pernah ada, sekalipun lokasi dan tanda tanda fisik kedatuannya masih belum diketahui, namun patut diduga, Tarumanagara berada di wilayah Pantai Bekasi. Prasasti inipun menunjukan pula Purnawarman sebagai raja Tarumanagara, sehingga wajar jika Purnawarman dianggap pendiri Tarumanagara.

Keyakinan yang menganggap Purnawarman pendiri Tarumanagara akan menjadi tak terelakan jika tidak ditemukan Prasasti Tugu, yang diperkirakan dibuat abad ke 5 M. Prasasti tersebut menunjukan Purnawarman bukan raja pertama, karena masih ada pendahulunya, yakni Rajadirajaguru. Runtutan kisah ini menjadi tersambungkan jika dihubungkan dengan Kisah Tarumanagara didalam Naskah Wangsakerta, yang dibuat pada abad 17 M (*)


Disarikan oleh : Agus Setiya Permana
Dari berbagai sumber.



Tidak ada komentar:

Pesan :

Untuk Perbaikan Blog ini mohon dapat meninggalkan pesan disini. Terima Kasih